Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Kiai Pencari Mutiara

    Oleh Abdurrahman Wahid

    Sebagaimana banyak terjadi pada kiai pesantren, Kiai Sakhal Kajen adalah perokok kelas berat. ltu tidak hanya tampak pada rokok yang selalu dipegang dan diisapnya, tapi juga keadaan fisiknya: kurus kering dan tenggorokan yang acap terkena penyakit batuk.

    Kebiasaan merugikan itu mungkin datang dari 'kebiasaan kiai' untuk sedikit tidur dan berlama-lama dalam keadaan bangun. Kalau tidak untuk membaca kitab-kitab agama sendirian hingga larut malam, tentu untuk menemui tamu yang mengajak berbincang tentang banyak hal. Belum lagi kedudukan sebagai Sekretaris Syuriah NU Wilayah Jawa Tengah, yang membawa tambahan kerja rutin menerima tamu atau mengikuti rapat yang menghabiskan waktu.

    Lahir, dibesarkan dan juga akhimya menetap di 'desa pondok' Kajen di Kabupaten Pati — sebuah desa dengan belasan pesantren yang hidup terpisah satu dari yang lain — Kiai Sakhal dididik dalam semangat memelihara derajat penguasaan ilmu-ilmu keagamaan tradisional. Apalagi di bawah bimbingan ayahnya sendiri sewaktu kecil, Kiai mahfudz, yang juga 'kiai ampuh', adik sepupu almarhum Ra'is 'Am NU Kiai Bisri Syansuri.

    Kemudian ia melanjutkan pelajaran dengan bimbingan 'kiai ampuh' lain, seperti almarhum Kiai Zubair Serang. Pada dirinya terdapat tradisi ketundukan mutlak pada ketentuan hukum dalam kitab-kitab fiqh, dan keserasian total dengan akhlak ideal yang dituntut dari ulama tradisional. Atau dalam istilah pesantren, ada semangat tafaqquh (memperdalam pengetahuan hukum agama) dan tawarru' (bermoral luhur).

    Tidak heran kalau Kiai Sakhal lalu 'menjadi jago' dalam usia muda. Belum lagi berusia 40 tahun ia telah menunjukan kemampuan tinggi dalam forum-forum fiqh. Ini terbukti pada pelbagai sidang bahtsul masa'il tiga bulanan yang diadakan Syuriah NU Jawa Tengah secara teratur — sidang yang menampung masalah yang muncul dari masyarakat.

    Bulan lalu di Moga, Pemalang, misalnya, Kiai Sakhal muncul kembali dengan cemerlang. Sekian ratus kiai membahas sebuah masalah pelik: kawin lari. Haramkah, atau halal? Bagaimana dengan kedudukan ayah atau wali yang, menurut mazhab Syafi'i, memiliki wewenang menetapkan jodoh seorang anak gadis?

    Bergiliran para kiai berbicara berbagai pendapat dengan argumennya kemudian diserahkan kepada sebuah team perumus untuk memberikan keputusan redaksional di ujung pertemuan dua hari.

    Sementara menunggu, Kiai Sakhal diminta berbicara sekitar masalah itu kepada mereka yang tidak turut bersidang dengan panitia perumus. Dalam pidato tanpa persiapan itulah tampak kebolehan kiai. la berkali-kali menyebutkan kutipan panjang dalam bahasa Arab dari Kitab Syarqawi, salah satu kitab utama mazbab Syafi'i, tanpa melihat catatan sekalipun.

    Pendeknya, masalah kawin lari harus di lihat dari berbagai sudut pandang. Kompleksitas hukum fiqh,dan berbagai jawaban yang diberikannya terhadap kasus yang berlainan satu dari yang lain, menjadi menonjol dalam penyajian Kiai Sakhal itu.

    Gambaran sepintas tentang 'cara kerja' dan orientasi yang serba legal formalistik yang dianut Kiai Sakhal itu secara sepihak tentu terasa kaku. Tidak tanggap terhadap kehidupan secara umum, hanya mengambil pendekatan kasuistik. Tidak memiliki 'filsafat kehidupan' yang luas, atau 'kerangka humanistik' yang besar. Tidak jelas kerangka kemasyarakatan (societal frameworks, al-manhaj al-ijtima'i) yang dicoba dikembangkannya.

    Anehnya, kiai berambut penuh uban pada usia yang belum tua itu, bersikap cukup 'aneh' bagi kalangan pesantren tradisional. Apalagi pesantren daerah pesisir utara Jawa.

    Mula-mula menerima 'masukan baru' berupa proyek pengembangan masyarakat, dibawakan oleh LP3ES dari Jakarta. Perhatiannya diminta untuk memimpin kerja yang dahulunya tidak pemah dipikirkan kiai pesantren, seperti pelestarian lingkungan (karena ada pencemaran oleh mata pencaharian utama di Desa Kajen itu, yaitu membuat tepung tapioka), memperkenalkan teknologi terapan bagi penduduk desa (tungku Lorena yang menghemat energi dan sebangsanya) dan memulai usaha merintis pengembangan organisasi ekonomi yang lebih mandiri di kalangan rakyat pedesaan.

    Usaha bersama sebagai wadah pra-koperasi diprakarsainya dalam usaha membuat dan kemudian memasarkan krupuk tayamum (digoreng dengan pasir) dari bahan dasar tapioka. Cukup lumayan, mampu menyerap tenaga kerja sekian kepala keluarga yang tadinya menganggur di desa miskin itu.

    What Makes Sammy Run? Apa yang membuat Sammy berlari? Dan apa yang menggerakkan Kiai Sakhal? Bagaimana kiai yang sering dibuat bingung oleh istilah Inggris atau Belanda itu mencapai "kearifan" di atas? Dan berani mempertaruhkan kewibawaannya di kalangan sesama ulama pesantren, dengan menerima kehadiran seorang 'bule' Amerika, beragama Katolik, untuk tinggal dan mengajar bahasa Inggris di pesantrennya?

    Jawabannya: fiqh itu sendiri. Keputusan-keputusan hukum agama di masa lampau, diperlakukan secara menyeluruh (bahasa sekarangnya komprehensif) dan seimbang. Bukankah dalam Ihya' Imam Ghazali banyak mutiara yang berhubungan dengan masalah gizi? Bukankah kitab-kitab fiqh cukup mengatur hubungan dengan 'orang dzimmi ' (orang non-muslim)?

    Bukankah kewajiban mengatur kehidupan bermasyarakat dalam totalitasnya, bukan hanya aspek legal dan politiknya, sudah begitu banyak dimuat kitab-kitab lama? Mengapa tidak diperlukan keputusan-keputusan lepas dalam fiqh itu sebagai untaian mutiara, yang memunculkan kerangka kemasyarakatan yang dikehendaki?

    Toh Kiai Sakhal tidak pula kehilangan hubungan dengan sesama kiai pesantren. Terbukti dari pengayoman oleh sesepuh para kiai di desanya sendiri, Kiai Abdullah Salam. Kiai ini pemimpin pesantren hafalan AI-Qur'an dengan keluhuran akhlaknya (yang takut menerima bantuan uang dari orang kaya maupun pemerintah, karena takut 'kecampuran barang haram', dan begitu dihormati tokoh legendaris Embah Mangli di Jawa Tengah) memberikan persetujuan penuh atas kerja-kerja yang dilakukan Kiai Sakhal.

    ltu memang bukti kuatnya akar 'rangkaian mutiara' seperti yang dipungut Kiai Sakhal ltu, untuk masa lampau maupun masa depan.


    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    ad728