Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Bahlul dan Tahta Raja

    Bahlul, si tolol yang bijaksana, sering menyembunyikan kecendekiaannya di balik tabir kegilaan. Dengan itu, ia dapat keluar masuk istana Harun Al-Rasyid dengan bebasnya. Sang Raja pun amat menghargai bimbingannya. Suatu hari, Bahlul masuk ke istana dan menemukan singgasana Raja kosong. Dengan ent eng, ia langsung mendudukinya. Menempati tahta Raja termasuk ke dalam kejahatan berat dan boleh dihukum  mati. Para pengawal menangkap Bahlul, menyeretnya turun dari tahta, dan memukulinya. Mendengar  
    teriakan Bahlul yang kesakitan, Raja segera menghampirinya.  
    Bahlul masih menangis keras ketika Raja menanyakan sebab keributan ini kepada para pengawal. Raja berkata kepada yang memukuli Bahlul, “Kasihan! Orang ini gila. Mana ada orang waras yang berani  
    menduduki singgasana Raja?” Ia la lu berpaling ke arah Bahlul, “Sudahlah, tak usah menangis. Jangan kuatir, cepat hapus air matamu.” Bahlul menjawab, “Wahai Raja, bukan pukulan mereka yang  membuatku menangis. Aku menangis karena kasihan terhadapmu!”  
    “Kau mengasihaniku?” Harun mengherdik, “Mengapa engkau harus menangisiku?” Bahlul menjawab, “Wahai Raja, aku  cuma duduk di tahtamu sekali tapi mereka telah memukuliku dengan begitu keras.  
    Apalagi kau, kau telah menduduki tahtamu selama dua puluh tahun. Pukulan seperti apa yang akan kau terima? Aku menangis karena memikirkan nasibmu yang malang… 

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    ad728