Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Yang Umum dan Yang Khusus

    Oleh Abdurrahman Wahid


    Sebagaimana umumnya dosen angkatan lama, Pak Hasan lemah lembut dalam segala hal. Ketika berbicara suaranya tidak begitu keras, nadanya datar. Kalau mengemukakan sesuatu tidak begitu menggebu-gebu, melainkan teratur dan sistematis. Istilah yang digunakan sudah baku; dan dipahami sama oleh para pendengamya, karena jelas yang dimaksud. Tidak banyak memerlukan ilustrasi deskriptif, apalagi yang bersifat gambaran fisik. Prinsip-prinsip dan kategori-kategori lebih penting dari deskripsinya sendiri.

    la terlibat dalam kegiatan 'turun ke bawah' yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi tempat ia bekerja — sudah tentu dalam kerjasama dengan lembaga-lembaga lain. Pekerjaannya memperkenalkan teknologi yang sederhana dan lebih sesuai dengan kebutuhan sehari-hari rakyat pedesaan, seperti juga banyak 'aktivis pedesaan' yang berkiprah ke bawah. Namun temyata ia melakukan sesuatu yang besar
    sekali artinya bagi kita semua,tidak seperti yang dilakukan teman-teman sesama aktivis. Yang dilakukannya adalah menyiapkan lahan kemasyarakatan' bagi teknologi yang ditawarkannya—berupa penumbuhan kesadaran dan kebutuhan akan teknologi tersebut. la berarti menciptakan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang akan mengembangkan teknologi yang bersangkutan.

    "Kami mencoba memperkenalkan bio-mass sebagai bahan bakar pengganti kayu, untuk keperluan dapur. Temyata tidak mudah. Karena ibu rumah tangga yang menjadi sasaran kami bukan hanya seorang individu. Ia juga anggota keluarga, dan setelah itu warga masyarakat. Untuk membuat ia menerima bio-mass, keluarga dan masyarakat harus dibuat menerimanya. Dan itu berarti kami harus mendorong munculnya sarana tempat memutuskan sikap, menerima atau menolak gagasan yang ditawarkan. Juga mengelola penggunaan teknologi yang dijajakan itu."

    Bekerja sama dengan para pamong desa setempat, melalui izin pemerintah daerah, Pak Hasan dan kawan-kawan berhasil merintis sejumlah proyek penumbuhan kebutuhan dan keinginan tersebut. Sebuah 'proyek penawaran teknologi' yang dimulai di sebuah desa, dengan segera berhasil melipatgandakan diri, menjadi kegiatan yang mencakup dua puluh desa lain dalam waktu cepat.

    Kiai Madun lain lagi. la 'menawarkan' pesantren asuhannya kepada masyarakat, dengan melakukan sesuatu yang fundamental bagi pesantrennya: menjadikan lembaga pendidikan yang dikelolanya 'pusat pengembangan masyarakat'.

    Para santri asuhannya berlatih cara-cara mendorong masyarakat, melalui kegiatan ekonomi secara pra-kooperatif (dengan merk'Usaha Bersama') dan kemudian kooperatif. Juga membawa teknologi baru yang sederhana. Memperkenalkan kesadaran bergizi dan KB. Sibuk dengan urusan pelestarian lingkungan.Walhasil menampilkan pesantren sebagai salah satu 'pangkalan' mengubah wajah hidup masyarakat secara total. Menawarkan agama sebagai 'mendorong motivasi keagamaan bagi pembangunan'.

    Ada pos obat di lingkungan pesantrennya, ada karang kitri dan apotek hidup untuk masyarakat. Ada latihan keterampilan 'yang sudah disempumakan'. Berbagai kegiatan teknis untuk memperbaiki pola kerja dimulai, baik dibidang pertanian atau kerajinan tangan maupun kesehatan masyarakat.

    Sementara itu Isha adalah seorang intelektual kelas berat.Jidatnya lebar, menerbitkan kesan banyak berfikir. Kalau berbicara senang istilah asing, biar dikira orang pandai. Banyak teori dilontarkannya. Namun iajauh lebih baik dari sejumlah intelektual lain, yang senang hanya dengan retorika melambung dan pikiran ideal, tanpa mampu menerjemahkannya ke dalam kegiatan operasional yang berangkai.

    Yang menarik adalah komentamya tentang apa yang dilakukan Pak Hasan dan Kiai Madun tadi. Pak Hasan katanya memakai pendekatan 'tawaran' umum dalam pembangunan di pedesaan. Jalumya adalah kebutuhan umum masyarakat sendiri. Kebutuban itu disentuh, melalui kelembagaan biasa seperti arisan, paguyuban RT/RK dan sebagainya. Sebaliknya Kiai Masdun. la mengajak kepada hal sama melalui keunikan, kekhususan pesantren.

    Pada pendekatan umum itu ada kelebihan penting.Yakni mudahnya replikasi atau penggandaan. Sekali gagasan dasamya diterima baik, seterusnya jalan sudah licin, kata intelektual kota yang spesialisasi urusan pedesaan itu. Namun sering terjadi, justru penerimaan gagasan dasar itu sangat lama berlangsung. Sebaliknya pendekatan khusus untuk menawarkan pembangunan melalui paham, ideologi, agama atau lembaga tertentu yang memiliki keunikan, sangat cepat diterima. Yaitu kalau pimpinannya sudah 'tersentuh'.

    Tokoh seperti Isha ini temyata mampu memaparkan jalinan dua pendekatan yang komplementer dan sama pentingnya, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

    Banyakkah di antara kita yang memahami keadaan secara terpadu seperti si Isha? 

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    ad728